Tenaga Kerja Anak Yang Terdapat di Dunia.

Tenaga Kerja Anak Yang Terdapat di Dunia.

Tenaga Kerja Anak Yang Terdapat di Dunia. – Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bernama Guy Ryder menyatakan hingga tahun ini terdapat sedikitnya 151,6 juta anak yang bekerja di seluruh dunia.

“Dan hampir setengahnya, sekitar 72,5 juta terlibat dalam pekerjaan berbahaya,” tucap Guy melalui siaran pers, Sabtu (28/4).

Guy sangat menyayangkan hal tersebut lantaran anak-anak tersebut seharusnya fokus untuk menuntut ilmu. Guy juga mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan agar menghapuskan kebijakan pekerja anak. bet88

Imbauan itu juga sudah disampaikan pada Konferensi Global ke-IV dilaksanakan di Buenos Aires, Argentina November 2017.

Selain itu, Guy juga menyampaikan bahwa terdapat 40 persen dari 541 juta pekerja muda di seluruh dunia lebih sering mengalami cedera akibat bekerja dibandingkan pekerja dewasa. https://www.americannamedaycalendar.com/

Guy menyerukan pada seluruh pihak yang terlibat dalam dunia usaha agar memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja seluruh pegawainya, khususnya bagi para pekerja muda yang baru cukup umur.

Dia menyerukan hal tersebut berkenaan dengan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang jatuh tepat pada hari ini. Hampir lebih dari 100 tahun, ILO sudah menangani masalah pekerja anak dan K3.

Tenaga Kerja Anak di Dunia

Dalam rangka memperingati Hari K3 pula, ILO juga menyelenggarakan sejumlah kegiatan. Salah satunya ialah festival K3 bertajuk Generasi Aman dan Sehat pada hari ini di Gedung Kerta Niaga, Kawasan Kota Tua, Jakarta.

Festival ini juga mengajak kaum muda untuk berkontribusi dalam pencegahan kecelakaan kerja.

Festival K3 yang dihelat ILO dan Sindikasi tersebut juga adalah bagian dari kampanye global dalam mempromosikan budaya pencegahan K3 bagi pekerja muda.

Terlebih, di Indonesia, semakin banyak pekerja yang beralih dari sektor pertanian ke sektor industri dan juga jasa. Salah satu sektor yang paling banyak memperkerjakan pekerja muda ialah sektor konstruksi.

“Akan tetapi, 90 persen dari mereka yang bekerja di sektor tersebut tak mempunyai kesadaran dan belum menerapkan K3 sehingga mayoritas kecelakaan kerja terjadi di sektor ini,” ucapnya.

Tiap tanggal 12 Juni diperingati sebagai hari anti pekerja anak sedunia. Ini digagas oleh International Labour Organization (ILO) pada tahun 2002 silam dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk mencegah pekerja anak. Isu mengenai pekerja anak harus menjadi perhatian khusus, per tahun 2018, ada sekitar 218 juta pekerja anak di dunia!

Lantas, apakah Indonesia aman dari masalah pekerja anak? Dan bagaimana fakta-fakta lainnya? Baca lebih lanjut, yuk!

1. Apa definisi dari pekerja anak?

Sebelum beranjak lebih jauh, mari mengenal mengenai pekerja anak terlebih dahulu. Pekerja anak mengacu pada eksploitasi tenaga kerja anak-anak yang menghalangi mereka dari masa kecil dan bersekolah. Tidak hanya itu, mempekerjakan anak-anak juga berbahaya, baik dari segi fisik, mental, sosial dan moral.

Akan tetapi tidak semua pekerjaan dikategorikan berbahaya bagi anak-anak, as long as tidak mengganggu kesehatan, sekolah dan perkembangan pribadi mereka. Misalnya, membantu orang tua di rumah, membantu bisnis keluarga hingga mendapatkan uang saku di luar jam sekolah atau saat liburan, ungkap laman resmi ILO. Karena kegiatan tersebut bisa memberi mereka keterampilan dan pengalaman serta pendewasaan diri.

2. Usia berapa yang dikategorikan sebagai pekerja anak?

Berapa usia yang bisa dikategorikan sebagai pekerja anak? Menurut konvensi ILO di tahun 1973, pekerja anak merujuk pada segala pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun, pekerjaan berat yang dilakukan oleh anak-anak berusia 12-14 tahun dan pekerjaan berbahaya yang dilakukan oleh anak-anak berusia 15 sampai 17 tahun. Konvensi ini sudah diratifikasi dan disepakati oleh 171 negara.

Pada beberapa negara, penerapan soal usia pekerja anak bisa berbeda-beda. Contohnya, menurut Undang-undang Perburuhan Anak dan Remaja di India, batas usia minimal anak-anak untuk bekerja adalah 14 tahun. Sementara, Amerika Serikat mengeluarkan amandemen yang memperbolehkan anak-anak usia 14 sampai 18 tahun untuk bekerja. Bahkan, di negara maju seperti Belanda, anak-anak berusia 12 tahun bisa bekerja sebagai penjaga anak (baby sitting) dan penghasilannya bisa untuk uang jajan tambahan.

3. Berapa banyak jumlah pekerja anak di dunia?

Tanpa kamu sadari, jumlah pekerja anak yang ada di seluruh dunia ada banyak! Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini ada 218 juta pekerja anak di seluruh dunia. Banyak dari mereka yang akhirnya putus sekolah dan tidak punya waktu untuk bermain selayaknya anak-anak pada umumnya.

Sementara, di Indonesia ada sekitar 1,6 juta pekerja anak per tahun 2015, menurut Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Mereka bekerja di berbagai bidang, mulai dari sektor domestik, industri minyak sawit hingga perkebunan tembakau, ungkap laman Coconuts. Walau begitu, Kementerian Ketenagakerjaan yang bekerja sama dengan ILO berjanji akan memberantas pekerja anak pada tahun 2022 mendatang.

4. Bidang apa saja yang dilarang dilakukan oleh pekerja anak?

Ada beberapa bidang yang berbahaya dan seharusnya tidak boleh dimasuki oleh pekerja anak. Namun, terkadang realita berkata sebaliknya. Bidang tersebut antara lain perbudakan, perdagangan dan kerja paksa, pelacuran, pornografi, produksi dan perdagangan obat-obatan terlarang dan narkotika hingga yang berkaitan dengan konflik bersenjata, tegas ILO dalam laman resminya.

Selain itu, anak-anak juga dilarang untuk melakukan pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral, seperti bekerja dengan mesin dan peralatan berbahaya, pekerjaan yang membuat anak terpapar pada zat kimia berbahaya, pekerjaan yang membuat anak berisiko mengalami pelecehan fisik, psikologis dan seksual, hingga pekerjaan yang mengeksploitasi tenaga hingga melebihi batas jam wajar.

5. Negara-negara yang bermasalah dengan pekerja anak

Pekerja anak menjadi masalah di hampir semua negara. Namun, ada beberapa negara yang memperlakukan tenaga kerja anak lebih buruk dari yang lain. Di antaranya adalah Somalia, Pakistan, Nigeria, Myanmar, Liberia, India, Ethiopia, Kongo, Chad dan Bangladesh, menurut laman World Atlas.

Alasannya beragam. Contohnya, di Bangladesh banyak anak-anak yang bekerja di usia dini karena kemiskinan yang menjerat. Terpaksa, mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Di Bangladesh, juga umum ditemukan pekerja anak di bidang garmen, pertanian dan lainnya. Di Kongo, anak-anak bahkan direkrut paksa untuk menjadi angkatan bersenjata dan terancam oleh pelecehan seksual. Ngeri ya?

6. Penyebabnya tak hanya kemiskinan, tetapi juga faktor lain!

Seperti yang bisa ditebak, kemiskinan adalah faktor utama penyebab munculnya pekerja anak. Karena hidup dalam kekurangan finansial, maka anak-anak dipaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu, biaya sekolah yang tak terjangkau dan pendidikan yang kurang berkualitas juga mendorong anak-anak menjadi buruh. Fasilitas sekolah yang kurang memadai dan jaraknya yang terlalu jauh juga menjadi pemicu.

Tenaga Kerja Anak di Dunia1

Penyebab lainnya adalah kepercayaan kultural yang menganggap pekerjaan itu baik untuk mengembangkan karakter dan keterampilan anak-anak. Jika orang tua adalah pebisnis, maka sudah menjadi tradisi sang anak akan meneruskan bisnis tersebut. Hasilnya, anak-anak pun dipaksa bekerja di usia yang sangat dini.

7. Pakaian yang kamu gunakan bisa jadi dibuat oleh anak-anak, lho!

Tanpa kamu sadari, beberapa lini fashion ini mempekerjakan anak-anak sebagai buruh! Misalnya, yang terjadi pada beberapa brand fashion ternama yang sering sekali kita lihat di pusat perbelanjaan. Aktivis menyebut  bahwa beberapa lini fashion itu mempekerjakan anak-anak sebagai buruh pemetik kapas dan penjahit pakaian. Buruh anak-anak itu berasal dari berbagai negara, seperti Bangladesh, Uzbekistan dan juga Myanmar.

Begitu pula yang terjadi pada label GAP yang tersangkut masalah pekerja anak pada tahun 2007. Rupanya, hal ini dilakukan oleh subkontraktor yang curang dan memasukkan pekerja anak tanpa adanya kesepakatan. Setelahnya, GAP mengeluarkan sebuah kebijakan untuk mengeluarkan pekerja anak serta memberi upah dan akses untuk sekolah, jelas laman The Guardian.

Berikut ini adalah negara dengan jumlah pekerja anak terbanyak yang ada di dunia, yaitu:

1. Meksiko

Lama waktu kerja: 35,9 jam per minggu

2. Bangladesh

Lama waktu kerja: 36,1 jam per minggu

3. Guatemala

Lama waktu kerja: 38,8 jam per minggu

4. Kamboja

Lama waktu kerja: 40,4 jam per minggu

5. Bolivia

Lama waktu kerja: 40,5 jam per minggu

6. Paraguay

Lama waktu kerja: 43,9 jam per minggu

7. Senegal

Lama waktu kerja: 44,2 jam per minggu

Share